Rss Feed
  1. Kepada Juli

    Jumat, 03 Agustus 2012



    Baru tiga hari tak melihatmu, aku sudah rindu. Dan kerinduan itu semakin menjadi ketika aku menyadari ada 334 hari yang harus aku lewati sendiri hingga kau kembali nanti.

    Juli, aku ingin minta maaf. Pengabaianku terhadap pertemuan kita tak pernah aku rencanakan, dan sebenarnya aku tak pernah bermaksud demikian. Ada sangat banyak pekerjaan yang membuat aku dan kau seperti tak bertemu, padahal seharusnya kita saling melepas rindu.


    Juli, aku tahu kau sudah terbiasa untuk memahami meski kau kerap kubuat sakit hati. Barangkali kau sudah terlalu sering kuabaikan hingga kau tak lagi merasakan seperti apa sakitnya diabaikan. Kau tahu? Aku pun merasa tak nyaman ketika harus mendiamkanmu, membuat seolah kau tak ada meski kau di hadapanku, bicara pada orang lain padahal kau sedang bicara padaku. Aku tak ingin begitu Juli, hanya saja aku harus begitu. Dunia ini memang begini Juli, penuh dengan orang-orang palsu, seperti aku. 

    Tapi aku menunggumu. Menunggu sambil berharap kau akan datang lagi setelah 334 hari yang aku lewati sendiri. Juli, harapanku akan kedatanganmu adalah sebuah harapan dalam keraguan. Aku ragu kau masih mau datang lagi setelah semua yag aku lakukan padamu, pada kita. Tapi aku akan terus berharap.

    Juli, kalau nanti kita bertemu, aku berjanji tak akan menjadi aku yang palsu. Aku akan menjadi aku. Aku yang merindukanmu, aku yang mencintaimu, aku yang tak menginginkan kepergianmu. Kalau kau datang nanti, aku akan menulis untukmu, Juli. Ah, mungkin kau sudah bosan dengan janji-janji yang pada akhirnya aku ingkari. Tapi kali ini, aku berjanji dengan sebenar-benarnya berjanji. Selamat siang, Juli.

    (Hari ke tiga di Agustus)

  2. 0 comments:

    Posting Komentar